Cari Blog Ini

Follow Vnation Class

Kamis, 26 Desember 2024

Banjarnegara Maju dan Sejahtera sebuah Impian atau sebuah Halusinasi?

Banjarnegara Maju dan Sejahtera adalah sebuah idaman bagi segenap warga Banjarnegara tanpa kecuali. Baik anak-anak, remaja, pemuda, orang tua bahkan kakek dan nenek. Maju secara budaya dan peradaban. Sejahtera secara ekonomi dan sosial. Problemnya adalah selama Banjarnegara berdiri 453 tahun yang lalu, cita-cita idaman tersebut bukannya semakin terwujud tetapi malah semakin menjauh.


Lalu apa penyebabnya? Mari kita kupas satu persatu. 

Dahulu kala, ketika para pendiri bangsa ini mendirikan sebuah negara yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugas pokok penyelenggara negara  adalah melindungi dan mensejahterakan segenap kehidupan warga negara-nya. Setelah dua tugas pokok penyelenggara negara dalam hal ini adalah pemerintah selesai, maka tugas berikutnya adalah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Problem kedepan yang dihadapi oleh Banjarnegara dan bangsa kedepan adalah ; untuk bisa melindungi dan mensejahterakan kehidupan warganya, membutuhkan pemimpin dan penyelenggara pemerintahan yang cerdas dan didukung oleh warga negara yang cerdas pula. Sehingga poin ke tiga yakni mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadi pekerjaan utama sebagai pondasi dasar yang harus dilakukan oleh penyelenggara pemerintahaan. 

Dan mencerdaskan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara ini kuncinya terletak pada sektor PENDIDIKAN. Selama konsep Pendidikan negara kita belum bisa menemukan RUH atau jati dirinya, maka selama itu pula bangsa ini tidak akan pernah maju apalagi Sejahtera. 

Terbukti selama negara Indonesia berdiri, 79 tahun yang lalu. Gonta ganti Menteri Pendidikan ya pasti gonta ganti kurikulum Pendidikan-nya. Ini menunjukan bahwa konsep Pendidikan negara kita belum memiliki pegangan yang utuh dalam rangka membangun peradaban sebuah bangsa dan negara. 

Padahal dalam Sejarah dunia, tidak ada satu negarapun di dunia ini yang bisa berhasil maju tanpa membangun pondasi Pendidikan kebangsaan-nya. Jadi betapa pentingnya untuk bisa menemukan identitas dan jati diri Pendidikan bangsa melalui Sejarah dan budaya Nusantara yang sangat luar biasa. 

Borobudur, Prambanan, Candi Muaro sebagai sebuah kemahaguruan terbesar di asia Tenggara (7-12M) dan Situs Padang adalah bukti otentik peradaban Nusantara yang tak terbantahkan. Bahwa peradaban nenek moyang Nusantara begitu maju dan luar biasa. 

Bahkan diwilayah Banjarnegara sendiri, ratusan candi-candi di bangun di dataran tinggi dieng oleh Maharani Ratu Shima, sejak abad 7-9M. Betapa dahulu kala Banjarnegara juga memiliki Sejarah peradaban yang luar biasa. Tetapi kita lupa dan terputus dari akar sejarahnya. Lupa dan terputus dengan tradisi dan budaya leluhur kita. Sehingga kita saat ini menjadi bangsa yang bingung mencari identitasnya. 

Satu-satunya cara agar generasi kedepan dapat melejit dan mampu bersaing dalam kancah dunia global, tiada lain selain mengkonektingkan generasi kita kepada akar Sejarah, tradisi dan budaya leluhur Nusantara dan leluhur Banjarnegara. Dan ini harus dimulai dari pondasi dasar yakni PENDIDIKAN.

Mencerdaskan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara berarti menemukan Kembali, mengkonektingkan Kembali generasi bangsa kepada akar Sejarah, tradisi dan budaya leluhur Nusantara yang sudah teruji dan terbukti kemajuan peradabannya pada saat itu. Agar generasi kedepan dapat sadar diri, tau diri, kenal diri dan mengenal diri serta menemukan jati dirinya, jati diri budayanya dan jati diri bangsanya.

Generasi yang seperti inilah yang diidamkan oleh para leluhur ; yakni generasi yang kuat, mengerti dan faham akan identitasnya. Mempu menggali dan mengebangkan potensinya untuk membuat dunia yang indah ini menjadi semakin indah, sebagaimana semboyan para leluhur “memayu hayuning bawono, hambrasto dhur hangkoro”.

Kita cukup bersyukur bahwa anggaran Pendidikan negara kita telah ditetapkan sebesar 20% dari anggaran APBN dalam undang-undang kita. Tetapi jangan lupa, masih ada perjuangan lain ; yakni anggaran riset dan teknoligi harus terpisah dari anggaran Pendidikan. Dan minimal 10% dari anggaran APBN. Sehingga pengemabangan ilmu pengetahuan dan riset teknologi generasi bangsa dapat tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika zaman. 

Saatnya Kembali kepada Identitas Nusantara. Saatnya Kembali kepada Indentitas Banjarnegara. Agar kehidupan Masyarakat kita kedepan semakin cerdas, maju dan Sejahtera. 

Chapter #02 yang berbicara tentang maju dan Sejahtera, akan saya rilis di artikel berikutnya.

Salam Bahagia dan Salam Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar