Cari Blog Ini

Follow Vnation Class

Selasa, 06 Agustus 2024

Melihat Banjarnegara dari sudut pandang Kenegarawanan

Adalah satu hal yang mudah untuk diucapkan, namun cukup rumit dan sulit dipraktekan. Apakah itu? Menggalang persatuan dan kesatuan demi lahirnya tatanan baru masyarakat Banjarnegara yang membumi sekaligus melangit. 

Mengapa perjuangan mempersatukan ini cukup berat ?

Karena masing-masing pribadi atau elemen, memandang Banjarnegara dari sudut pandang yang berbeda-beda, berdasarkan latar belakang unsur atau elemen yang bersangkutan. Sehingga kesimpulan tentang Banjarnegara dengan segala potensi dan permasalahan yang ada, menjadi berbeda-beda. 

Karenanya dibutuhkan BENANG MERAH yang bisa mempersatukan unsur maupun elemen tersebut. Agar bisa ketemu dalam bingkai kesimpulan yang sama, utuh dan menyeluruh. Dan ini harus dimulai dari pertama yakni SUDUT PANDANG. 

Kedua : ana tembung bahwa ; kebangkitan Banjarnegara akan dimulai dari bersatunya kaum pandawa yang dalam kehidupannya tidak ada dusta, tidak saling menyakiti dan adanya sifat welas asih. Pun didalam pandawa sendiri kapasitas batin dan pengetahuan-nyapun berbeda-beda, sehingga ketika ada suatu karep atau keinginan yang mungkin kurang pas atau tidak cucok. Mulailah bibit-bibit perpecahan. Hanya dari cara pandang hingga sikap. 

Karenanya saya ingin mengupas hal ini secara mendalam, agar kita semua paham tetang apa yang harus dilakukan. Apa dan siapa harus berbuat apa dan bagaimana. Dan ini semua akan kita mulai dari sudut pandang seorang negarawan. Ya sekali lagi sudut pandang seorang negarawan. 

Seorang NEGARAWAN adalah seseorang yang melakukan segalanya untuk kebaikan bersama orang-orang yang diwakilinya ( masyarakat ). Inilah sudut pandang yang akan kita gunakan untuk membahas persoalan penting Banjarnegara saat ini dan yang akan datang. 

Dan sebagai seorang negarawan Banjarnegara, kita akan melihat persoalan penting itu dimulai dari : 

  1. Betapa pentingnya sebuah identitas bagi seseorang. Identitas ini sama halnya dengan KTP atau SIM bagi seorang pribadi. Sebab seseorang dalam hidup bermasyarakat dan bernegara jika tidak memiliki identitas berupa KTP atau SIM, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam aktifitasnya yang berkaitan dengan hal-hal administrasi.

    Demikian juga terhadap identitas suatu daerah. Lebih dalam lagi bahwa ternyata identitas suatu daerah ini juga merupakan jati diri daerah yang bersangkutan. Ingat bahwa Banjarnegara diusia yang ke 453 tahun ini, ternyata belum menemukan identitas dan atau jati dirinya. Dan ketika kita bisa menemukan identitas dan atau jati diri tersebut, maka sejatinya identitas dan atau jati diri ini adalah sebuah warisan dari leluhur. Bukan mencari-cari identitas baru atau jati diri lain.

    Lalu apa dan seperti apa rupa dan atau bentuk identitas / jati diri Banjarnegara?

    Ia adalah seni, budaya dan iconic Banjarnegara. Identitas ini sudah kita temukan kembali, namun kita belum berani untuk mendeklarasikan diri, apalagi membuat perdanya.

    Padahal jika kita berani mendeklarasikan diri dan berani membuat minimal perbup-nya, dampak ekonomi, dampak social masyarakat dan dampak positif lain-nya akan begitu spektakuler untuk masa depan Banjarnegara.

    Inilah pondasi awal persoalan Banjarengara yang harus segera terjawab dengan tegas dan lugas.

  2. Persoalan kedua Banjarnegara adalah Banjarnegara hendak dibawa kemana kedepan-nya? Ini harus jelas dan lugas. Sebab hal ini akan menentukan arah sekaligus kebijakan pembangunan Banjarnegara bagi pemerintah dengan segala stake holdernya. Dalam Bahasa keren dan kekinian, masalah ini sering disebut dengan kallimat “ the potitioning of Banjarnegara “.

    Ini tidak mudah bagi seorang leader untuk mengambil posisioning Banjarnegara kedepan. Sebab hal ini menyangkut cakrawala berfikir regional bahkan nasional. Dan jika ia mampu, maka hal ini otomatis menjadi VISI besar bagi top leader Banjarnegara.

    simplenya adalah : Banjarnegara mau jadi kota apa kedepan! Raaiit……..

  3. Jumlah pengangguran terbuka yang sudah tembus diangka 6,38% dari Angkatan kerja sejumlah 580.000 adalah 37.000 pengangguran terbuka. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, sebagai aparatur pemerintahan yang memiliki jiwa kenegarawanan. Pemerintah mesti memiliki resep problem solving atas persolana ketiga ini. Sebab ini adalah kewajibannya. Sekali lagi ini adalah kewajiban pemerintah.

  4. Turun-nya APBD Banjarnegara tahun 2025 menjadi 1,8 Trilyun adalah problem tersendiri bagi siapapun yang akan terpilih menjadi Bupati dan wakil Bupati Banjarnegara kedepan. Dimana Anggaran sebanyak itu, 1,1 Trilyun-nya habis digunakan untuk membayar gaji pegawai. Menyisakan 700 Milyar yang semua dinas beserta kelembagaan lain pemerintah harus mendapatkan asupan dana, demi lancarnya sebuah program kedinasan dan atau kelembagaan lain dalam pemerintahan daerah.

    Selama tidak ada gagasan baru yang out f the box, bagaimana meningkatkan PAD dan berani membuka ruang fiscal, kita pastikan Banjarnegara akan begini-begini saja, hingga ratusan tahun yang akan datang. 

  5. Belum lagi masalah Pendidikan, pertanian, UMKM dan juga kesehatan serta social. Banjarnegara butuh pemimpin baru yang berwawasan global namun tetap bisa membumi dengan terus merengkuh kearifan local. 

Mari Bersatu dalam cakrawala kenegarawanan. Apapun profesi dan latar belakang kita. Demi Banjarnegara kedepan yang benar-benar lebih baik. Bukan pura-pura baik.

Salam Rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar