Satu hal yang pasti adalah kami bersyukur sedalam-dalamnya bahwa ; “Perjuangan Untuk Dapat Kembali Kepada Identitas Dan Jati Diri Banjarnegara”. Gagasan ini telah terakomodir oleh pihak pemda, yang dalam hal ini melalui Kesbangpol Banjarnegara – BAPERLITBANG Banjarnegara dalam bulan September 2025 ini akan segera menggelar FGD (Fokus Group Discussion) yang akan membahas tentang Budaya Banjarengara.
Kami (FKBB) berharap pasca FGD Budaya Banjarnegara akan lahir Tim Khusus yang akan menulis BUKU Tentang BUDAYA BANJARNEGARA yakni CABLAKA atau BLAKASUTA. Sebab Warisan Budaya CABLAKA ini adalah salah satu warisan leluhur Karesidenan Banyumas termasuk Banjarengara.
Dimana pada saat ini yang namanya budaya CABLAKA atau BLAKASUTA, telah hilang dan kita lupa bahwa kita mewarisi budaya tersebut.
Budaya CABLAKA adalah budaya ngomong apa anane tampa tedeng aling-aling tetapi nggari ngomong nganggo gaya baworan. Ngomong apa anane tanpa tedeng aling-aling adalah warisan budaya untuk kita dapat berbicara JUJUR dan TERBUKA, se-apa adanya tanpa basa basi. Gaya Baworan artinya ; leluhur kita menginginkan agar dalam penyampaian hal yang jujur tersebut, hendaklah di bumbui dengan sentuhan canda tawa. Agar kita tetap bahagia dalam berikhsan atau menebarkan kebaikan.
Budaya berbicara JUJUR, TERBUKA tanpa basa-basi tetapi tetap dalam swasana yang ramah dan tersenyum adalah idaman para leluhur Banjarnegara. Andai saja budaya ini bisa kita budayakan kembali kepada anak dan cucu kita di sekolah yang akhirnya dapat membudaya. Kita bisa membayakan dikemudian hari, betapa dahsyat dan keren-nya peredaban Banjarnegara kedepan. Duduk bersama tanpa ada rasa curiga, tanpa ada kebencian apalagi dendam. Inilah modal dasar kita menuju Banjarengara yang maju dan sejahtera.
Kita tidak sedang mencari identitas baru. Tetapi kita ingin kembali kepada jati diri dan identitas Banjarengara yang seutuhnya.